Monday, March 2, 2015

Pahlawan Dan Uang

PAHLAWAN DAN UANG



KAPITAN PATTIMURA
     Kapitan panttimura lahir di Hualoy, Seram Selatan, Maluku, 8 Juni 1783 dan meninggal di Ambon, Maluku, 16 Desember 1817 pada usia 34 tahun. Pattimura memimpin pertempuran-pertempuran yang bebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut. Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di pantai Waisisil dan Jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Pattimura pun tertangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai ‘Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan’ dan saat ini nama dan gambarnya diabadikan pada uang rupiah pecahan Rp1.000.

PANGERAN ANTASARI
     Pangeran Antasari lahir di Kayu Tinggi, Kesultanan Banjar, 1797, dan meninggal di Bayan Begok, 11 Oktober 1862 pada usia 53 tahun. Berkali-kali Belanda menunjuk Pangeran Antasari untuk menyerah, namun beliau tetap pada pendiriannya. Ini tergambar pada suratnya yang ditujukan untuk Letnan Kolonel Gustave Verspijck di Banjarmasin tertanggal 20 Juli 1861. “…dengan tegas kami terangkan kepada tuan: kami tidak setuju terhadap usul minta ampun dan kami berjuang terus menuntut  hak pusaka (kemerdekaan).” Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar sebagai pahlawan Nasional dan kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK No. 06/TK/1968 di Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968. Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) mengabadikan nama dan gambar Pangeran Antasari dalam uang kertas nominal Rp2.000.

TUANKU IMAM BONJOL
     Nama pria kelahiran Bonjol pada 1772 ini adalah Muhammad Shahab. Sebagai ulama dan pemimpin masyarakat ia mempunyai beberapa gelar, yaitu Peto Syarif, Malin Basa, dan Tuanku Imam. Ia  berperang Paderi (1803-1838). Perjuangan  membebaskan bangsanya dari cengkraman penjajah Belanda patut dijadikan teladan bagi generasi muda. Sebagai penghargaan dari pemerintah, Tuanku Imam Bonjol diangkat sebagai Pahlawan Nasional sejak 6 November 1973. Selain itu nama Tuanku Imam Bonjol juga hadir di ruang publik sebagai nama jalan, nama stadion, nama perguruan tinggi, dan pada lembaran Rp5.000. edisi 2001.

SULTAN MAHMUD BADARUDDIN II
     Sultan Mahmud Badaruddin II adalah  pemimpin kesultanan Palembang Darussalam selama dua periode (1803-1813 dan 1813-1821), setelah masa pemerintahan ayahnya, Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803). Nama aslinya  sebelum menjadi Sultan adalah Raden Hasan Pangeran Ratu. Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda, di antaranya yang disebut perang Menteng. Pada tanggal 14 Juli 1821, ketika Belanda berhasil menguasai Palembang, Sultan Mahmud Badaruddin II dan keluarga ditangkap dan diasingkan ke Ternate. Namanya kini diabadikan sebagai nama Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang dan mata uang rupiah pecahan Rp10.000 edisi 2005.

OTO ISKANDAR DI NATA
     Raden Oto Iskandar Di Nata lahir di Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 1897 dan meninggal di Mauk, Tangerang, Banten, 20 Desember 1945 pada usia 48 tahun. Pahlawan nasional Indonesia ini dijuluki juga sebagai si Jalak Harupat. Pada masa pergerakan, Oto pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Budi Utomo cabang Bandung periode 1921-1924, serta sebagai Wakil Ketua Budi Utomo cabang Pekalongan tahun 1924. Oto juga aktif pada organisasi budaya Sunda bernama Paguyuban Pasundan, yang bergerak di bidang pendidikan, sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan dan pemberdayaan perempuan. Pada masa penjajahan Jepang, Oto menjadi pemimpin surat kabar Tjahaja (1942-1945). Ia kemudia menjadi anggota BPUPKI dan PPKI yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang sebagai lembaga-lembaga yang membantu persiapan kemerdekaan Indonesia. Diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973, tanggal 6 November 1973. Selain sebagai nama jalan, nama Oto diabadikan pada uang kertas nominal Rp 20.000 edisi 2004.

I GUSTI NGURAH RAI
     Kolonel TNI Anumerta I Gusti Ngurah Rai lahir di Desa Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Bali, 30  Januari 1917, meninggal di Marga, Tubanan, Bali 20 November 1946 pada usia 29 tahun, adalah seorang pahlawan Indonesia dari Kabupaten Badung, Bali. Ia memiliki pasukan yang bernama “Ciung Wenara” yang melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan Puputan Margarana. Dalam Bahasa Bali, Puputan berarti ‘habis-habisan’, sedangkan Marga berarti ‘Pertempuran di Marga’. Marga adalah sebuah desa di Kabupaten Tabanan. Pemerintah Indonesia menganugerahkan Bintang Mahaputra dan kenaikan pangkat menjadi Brigjen TNI (Anumerta). Namanya kemudian diabadikan sebagai nama Bandar udara di Bali, serta uang kertas nominal Rp 50.000 edisi 2005.

SOEKARNO
     Dilahirkan di Surabaya pada 6 Juni 1901 dan diberi nama Koesno Sosrodihardjo. Ia adalah presiden pertama Republik Indonesia yang menjabat pada periode 1945-1966 dan dikenal sebagai orator yang ulung. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Pada 1926, Soekarno mendirikan Aglemene Studie Club di Bandung yang terinspirasi Indonesische Studie Club yan didirikan Dr. Soetomo. Organisasi ini menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada bulan Desember 1929 dan dipenjara di Penjara Banceuy, pada tahun 1930 dipindahkan ke Sukamiskin dan memunculkan pledoinya yang fenomenal, ‘Indonesia Menggugat’ hingga dibebaskan kembali pada 31 Desember 1931. Baik sendiri maupun bersama Bung Hatta, Soekarno berulangkali ditangkap Belanda dan diasingkan ke Flores, Bengkulu dan sejumlah daerah di Indonesia. Soekarno baru kembali bebas pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Soekarno meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970 dalam usia 69 tahun. Bersama Hatta diabadikan dalam uang kertas pecahan Rp100.000.

MOHAMMAD HATTA
     Dr. (H.C.) H. Mohammad Hatta, oleh orangtuanya diberi nama Muhammad Athar, dilahirkan di Fort de Kock (kini Bukittinggi), Sumatera Barat, 12 Agustus 1902. Beliau dikenal sebagai pejuang, proklamator (bersama Ir Soekarno), negarawan,  Bapak Koperasi, dan juga wakil presiden pertama Indonesia. Hatta melanjutkan pendidikan dan menetap di Belanda semenjak September 1921. Ia bergabung dalam perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). Pada 1932 Hatta kembali ke Indonesia dan bergabung dengan organisasi Club Pendidikan Nasional Indonesia yang bertujuan meningkatkan kesadaran politik rakyat Indonesia melalui proses pelatihan-pelatihan. Belanda menangkap Hatta, bersama Soetan Sjahrir, ketua Club Pendidikan Nasional Indonesia pada bulan Februari 1934. Hatta diasingkan ke Digul dan kemudian ke Banda selama 6 tahun. Hatta meinggal di Jakarta pada 14 Maret 1980 dalam usia 77 tahun. Sebagai penghargaan atas jasanya, bersama Soekarno nama dan gambar mereka hadir di ruang  publik bangsa sebagai nama bandara, dan dalam uang pecahan Rp100.000 mulai edisi 2004.

No comments:

Post a Comment