Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
alloh swt. Karena dengan rahmat dan kaunia-Nya saya dapat membuat makalah ini.
Ilmu Pengatahuan Sosial/IPS merupakan
salahsatu mata pelajaran yang diberikan
di tingkat SMP/MTs. Pada jenjang SMP/MTs, pelajaran IPS mencakup materi
Geografi,Ekononi,Sejarah maupun Sosiologi yang diberikan secara terpadu.
Melalui buku makalah ini saya harap Bapak Guru memberikan nilai yang terbaik
untuk saya.Buku Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari Bapak
Guru mata pelajaran IPS Terpadu. Materi dalam Makalah ini disajikan dengan
pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) sehingga materi dalam Makalah
ini insya alloh berkualitas.
Makalah ini ditulis dari berbagai sumber
yang ada. Inti pembahasan dari Makalah ini adalah tentang; Perjuangan Bangsa
Indonesia dalam Membebaskan Irian Barat. Ada tiga keunggulan dari Makalah ini;
-Menyajikan materi secara kronologis, -Menyajikan materi secara padat dan
jelas, -Seluruh matri tersebut disajikan dalam gaya bahasa yang enak dan sesuai
dengan bahasa kita sehari-hari.
Dengan Makalah yang seperti ini, semoga
Makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Apabila Makalah ini mempunya kekurangan
mohon di maafkan karena saya baru belajar. Saya mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman semua,Guru-Guru,alloh swt,kedua orang tua,serta pihak-pihak yang
telah membantu menyempurnakan Makalah ini sehingga layak diserahkan kepada Guru
mata pelajaran IPS Terpadu.
Hegarmanah,02 Maret 2015
Penyusun.
Rahmat Gunawan i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar………....................…………….................................................. i
Daftar
Isi………………………………………………………………………....
ii
BAB
1 PENDAHULUAN……………………………………………………... 1
I.1 Latar Belakang Penulisan……………………………………………………………......………. 1
I.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………. 1
I.3 Manfaat Penulisan………………………………………………….... 1
BAB
2 PEMBAHASAN
Perjuangan Bangsa Indonesia dalam
Membebaskan Irian Barat………....... 3
BAB
3 KESIMPULAN dan PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………………………….
8
B.Penutup……………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Penulisan
Pengembalian Irian Barat menjadi masalah penting bagi
pemerintah Indonesia sejak tahun 1950, yaitu
satu tahun setelah
penandatanganan KMB. Salah satu isi perjanjian
tersebut adalah
Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia satu tahun
setelah pengakuan kedaulatan. Keputusan
tersebut tidak pernah
ditepati oleh Belanda.
Latar belakang penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dari Bapak Guru mata pelajaran IPS Terpadu, untuk memberikan tambahan
ilmu kepada pembaca, untuk mengingatkan kembali pembaca pada sejarah Negara
Indonesia pada tahun 1950.
B. Tujuan
Penulisan
Saya menulis makalah ini karena
merupakan kewajiban saya untuk
memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh Bapak Guru mata pelajaran IPS Terpadu.
Dan saya menulis makalah ini pastinya ingin mendapatkan manfaat dari
makalah ini.
C. Manfaat
Penulisan
Untuk menembah wawasan,menambah Ilmu,melatih tulisan tangan,men
1
getahui hal-hal yang belum di ketahui. Pada
penulisan Makalah ini semua materinya bukan hasil karangan semata,Makalah ini
insya alloh akan bermanfaat untuk memebantu proses pembelajaran yang saya
kerjakan.
Terimakasih…!
2
BAB 2
PEMBAHASAN
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
UNTUK MEREBUT IRIAN BARAT
A. Latar Belakang Pembebasan Irian
Barat
Pengembalian Irian Barat
menjadi masalah penting bagi
pemerintah Indonesia
sejak tahun 1950, yaitu satu tahun setelah
penandatanganan KMB.
Salah satu isi perjanjian tersebut adalah
Belanda akan menyerahkan
Irian Barat kepada Indonesia satu tahun
setelah pengakuan
kedaulatan. Keputusan tersebut tidak pernah
ditepati oleh Belanda.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berjuang
dengan segala cara untuk
merebut kembali Irian Barat dari tangan
Belanda.
B. Perjuangan Pemerintah RI dalam
Upaya
Pembebasan Irian Barat
1. Perjuangan Merebut Irian Barat
melalui Diplomasi
Sekalipun pada tanggal
17 Agustus 1950 terjadi perubahan
ketatanegaraan di
Indonesia dari RIS menjadi NKRI, tetapi masalah
Irian Barat belum
terselesaikan. Berikut ini beberapa langkah
diplomasi dalam
penyelesaian Irian Barat.
a. Tanggal 4 Desember
1950 diadakan konferensi Uni Indonesia
Belanda.
Dalam konferensi itu Indonesia mengusulkan agar
Belanda
menyerahkan Irian Barat secara de jure. Namun ditolak
oleh
Belanda.
b. Pada bulan Desember
1951 diadakan perundingan bilateral antara
Indonesia
dan Belanda. Perundingan ini membahas pembatalan
uni dan
masuknya Irian Barat ke wilayah NKRI, namun gagal.
c. Pada bulan September
1952, Indonesia mengirim nota politik
tentang
perundingan Indonesia Belanda mengenai Irian Barat,
namun
gagal.
3
d. Perjuangan Diplomasi
Tingkat Internasional
1) Dalam Konferensi Colombo bulan April
1954,
Indonesia
memajukan masalah Irian Barat. Indonesia
berhasil
mendapat dukungan.
2) Pada tahun 1954 Indonesia mengajukan
masalah
Irian Barat dalam sidang PBB.
Namun
mengalami kegagalan karena tidak
memperoleh
dukungan yang kuat.
3) Dalam KAA tahun 1955 Indonesia mendapat
dukungan
dalam masalah Irian Barat.
Hingga
tahun 1956, perundingan antara Indonesia dan Belanda
mengenai
masalah Irian Barat mengalami kegagalan. Karena
mengalami
kegagalan dan tidak ada itikad baik dari Belanda untuk
menyelesaikannya,
maka pemerintah Indonesia mengambil jalan
konfrontasi.
2. Perjuangan melalui Konfrontasi
Pemerintah Indonesia
secara bertahap mulai mengambil langkah
yang konkrit dalam
pembebasan Irian Barat. Langkah-langkah
tersebut dilakukan
melalui konfrontasi ekonomi, politik, dan militer.
a. Konfrontasi Ekonomi
Sejak tahun 1957
Indonesia melancarkan aksi
konfrontasi dalam upaya
pembebasan Irian Barat. Jalan
konfrontasi yang pertama
ditempuh adalah konfrontasi
bidang ekonomi. Bentuk
konfrontasi ekonomi dilakukan
dengan tindakan-tindakan
berikut.
1) Nasionalisasi de
javasche Bank menjadi Bank
Indonesia tahun 1951.
2) Pemerintah Indonesia
melarang maskapai
penerbangan Belanda
(KLM) melakukan penerbangan
dan pendaratan di
wilayah Indonesia.
3) Pemerintah Indonesia
melarang beredarnya
terbitan berbahasa
Belanda.
4) Pemogokan buruh
secara total pada perusahanperusahaan
Belanda di Indonesia
yang
memuncak pada tanggal 2
Desember 1957.
5) Semua perwakilan konsuler
Belanda di Indonesia
dihentikan mulai 5
Desember 1957
Pada saat itu juga
dilakukan aksi pengambilalihan
atau nasionalisasi
secara sepihak terhadap perusahaanperusahaan
Belanda di Indonesia.
Perusahaanperusahaan
tersebut antara lain Netherlandsche
Handel
Maatscappij
(NHM) menjadi Bank Dagang Negara,
Bank Escompto, dan
percetakan de Unie.
Tindakan Indonesia yang
mengambil alih seluruh modal dan
perusahaan Belanda
menimbulkan kemarahan Belanda, bahkan
negara-negara Barat
sangat terkejut atas tindakan Indonesia tersebut.
Akibatnya hubungan
Indonesia-Belanda semakin tegang, bahkan PBB
tidak lagi mencantumkan
masalah Irian Barat dalam agenda
sidangnya sejak tahun
1958. 4
b . Konfrontasi Politik
Di samping melalui
konfrontasi ekonomi,
pemerintah RI juga melakukan
konfrontasi politik.
Pada tahun 1956 secara
sepihak Indonesia membatalkan
hasil KMB yang
dikukuhkan dalam UU No 13 tahun
1956. Kemudian untuk
mengesahkan kekuasaannya atas
Irian Barat, maka pada
tanggal 17 Agustus 1956
pemerintah Indonesia
membentuk Provinsi Irian
Barat dengan ibukotanya
Soa Siu. Wilayahnya
meliputi wilayah yang
diduduki Belanda serta daerah
Tidore, Oba, Weda,
Patani, dan Wasile. Gubernurnya
yang pertama adalah
Zainal Abidin Syah. Selanjutnya
dibentuk Partai
Persatuan Cenderawasih dengan
tujuan untuk dapat
segera menggabungkan wilayah
Irian Barat ke dalam RI.
Pada tanggal 4 Januari 1958 pemerintah
membentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB). Tujuannya untuk
mengerahkan massa dalam upaya pembebasan
Irian Barat. Ketegangan
Indonesia-Belanda makin
memuncak ketika Indonesia memutuskan
hubungan diplomatik
dengan Belanda pada tanggal 17 Agustus 1960.
c . Konfrontasi Militer
Untuk meningkatkan
perjuangan, Dewan Pertahanan Nasional
merumuskan Tri Komando
Rakyat (TRIKORA) yang dibacakan
Presiden Soekarno tanggal 19 Desember 1961
di Yogyakarta.
Ø Berikut ini isi lengkap Trikora.
TRI
KOMANDO RAKYAT
Kami
Presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia dalam rangka
politik
konfrontasi dengan Belanda untuk membebaskan Irian Barat, telah memberikan
instruksi
kepada Angkatan Bersenjata untuk pada setiap waktu yang kami akan tetapkan
menjalankan
tugas kewajiban membebaskan Irian Barat Tanah Air Indonesia dari belenggu
kolonialisme
Belanda.
Dan
kini, oleh karena Belanda masih tetap mau melanjutkan kolonialisme di tanah air
kita
Irian
Barat, dengan memecah belah Bangsa dan Tanah Air Indonesia, maka kami
perintahkan
rakyat
Indonesia, juga yang berada di daerah Irian Barat, untuk melaksanakan Tri
Komando
sebagai
berikut.
1. Gagalkan
pembentukan “Negara Boneka Papua” buatan Belanda kolonial.
2.
Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia.
3.
Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
Tanah
Air dan Bangsa.
Semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberkati perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Yogyakarta,
19 Desember 1961
Presiden/Pangti
APRI/PBR/Panglima
Besar
KOTI Pembebasan Irian Barat
Soekarno. 5
Sebagai tindak lanjut
dari Trikora, pemerintah mengambil
langkah-langkah berikut.
1) Membentuk Provinsi
Irian Barat gaya baru dengan ibukota
Kota
Baru.
2) Membentuk Komando
Mandala Pembebasan Irian Barat pada
tanggal
13 Januari 1962. Sebagai Panglima Komando Mandala
ditunjuk
Mayjen Soeharto. Markasnya berada di Makasar.
Berikut
ini tugas Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.
1) Merencanakan,
mempersiapkan, dan menyelenggarakan
operasi-operasi
militer.
2) Menciptakan daerah
bebas secara defacto atau mendudukkan
unsur
kekuasaan RI di Irian Barat.
Untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka
Panglima
Mandala menyusun strategi Panglima
Mandala.
Berikut ini tahapan-tahapan dalam strategi
Panglima
Mandala tersebut.
1) Sampai tahun 1962,
fase infiltrasi dengan memasukkan
10
kompi sekitar sasaran tertentu.
2) Awal tahun 1963, fase
eksploitasi dengan mengadakan
serangan
terbuka terhadap induk militer
lawan,
dan menduduki semua pos pertahanan
musuh.
3) Awal tahun 1964, fase
konsolidasi dengan mendudukkan
kekuasaan-kekuasaan
RI secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Pada
tanggal 15 Januari 1962 terjadi peristiwa
Laut Aru. Ketiga MTB yaitu MTB RI Macan
Tutul,
MTB RI
Harimau, dan MTB Macan Kumbang diserang
oleh
Belanda dari laut dan udara. Ketika itu ketiga
kapal
sedang mengadakan patroli di Laut Aru.
Komodor Yos Sudarso segera mengambil alih
komando
MTB Macan Tutul dan memerintahkan
kedua
MTB lainnya mundur untuk menyelamatkan
diri.
Dalam pertempuran tersebut, akhirnya MTB
Macan
Tutul bersama Kapten Wiratno dan Komodor
Yos
Sudarso terbakar dan tenggelam.
Dalam rangka konfrontasi, pemerintah mengadakan
operasi
militer. Operasi militer yang
dilaksanakan
antara lain Operasi Serigala (di Sorong
dan
Teminabuan), Operasi Naga (di Merauke), Operasi
Banteng
Ketaton (di Fak-Fak dan Kaimana), dan
Operasi
Jaya Wijaya. Operasi yang terakhir
dilaksanakan
adalah Operasi Wisnumurti. Operasi ini
dilaksanakan
saat penyerahan Irian Barat kepada RI
tanggal
1 Mei 1963. Pada tanggal yang sama Komando
Mandala juga
secara resmi dibubarkan.
C. Pelaksanaan Pepera di Irian Barat
Konfrontasi Indonesia dengan Belanda
mengenai
Irian Barat mendapat
perhatian dunia. Badan PBB
pun mulai menunjukkan
perhatiannya dengan
mengutus Ellsworth
Bunker (seorang diplomat 6
Amerika Serikat) untuk
menengahi perselisihan antara
Indonesia dan Belanda.
Bunker mengajukan rencana
penyelesaian Irian Barat
yang terkenal dengan nama
Rencana Bunker (Bunker’s
Plan). Berikut ini isi Rencana
Bunker.
1. Belanda menyerahkan
Irian Barat kepada
Indonesia melalui UNTEA.
2. Rakyat Irian Barat harus
diberi kesempatan
untuk
menentukan pendapat, apakah ingin
memisahkan
diri atau tetap bersatu dengan RI.
3. Pelaksanaan
penyelesaian Irian Barat selesai
dalam
jangka waktu dua tahun.
4. Untuk menghindari
bentrokan fisik di antara
pihak
yang bersengketa diadakan masa peralihan
di
bawah pengawasan PBB selama satu tahun.
Pemerintah
RI menyetujui usul tersebut, namun
Belanda menolaknya.
Amerika Serikat yang semula
mendukung posisi
Belanda, berbalik menekan Belanda agar mau
berunding dengan
Indonesia. Akhirnya pada tanggal 15 Agustus
1962, Belanda bersedia
berunding dengan Indonesia. Perundingan
itu menghasilkan
kesepakatan yang diberi nama Perjanjian New York.
Berikut ini isi
Perjanjian New York.
1. Penghentian
permusuhan.
2. Setelah persetujuan
disahkan, paling lambat 1 Oktober 1962
UNTEA
menerima Irian Barat dari Belanda. Sejak saat itu,
bendera
Belanda diturunkan dan diganti dengan bendera PBB.
3. Pasukan Indonesia
tetap tinggal di Irian Barat
yang
berstatus di bawah UNTEA.
4. Angkatan Perang
Belanda dan pegawai sipilnya
berangsur-angsur
dipulangkan dan harus selesai
paling
lambat 11 Mei 1963.
5. Bendera Indonesia
mulai berkibar 31 Desember
1962 di
samping bendera PBB.
6. Pemerintah RI
menerima pemerintahan di Irian
Barat
pada tanggal 1 Mei 1963.
7. Pada tahun 1969
diadakan Penentuan Pendapat
Rakyat
(Pepera).
Sebagai
tindak lanjut dari Persetujuan New
York, Sekjen PBB
menunjuk Rolsz Bennet dari Guatemala
sebagai Gubernur UNTEA
merangkap wakil Sekjen PBB di
Irian Barat. Berdasar
Persetujuan New York tahun 1962, di Irian
Barat diselenggarakan “act
of free choice” atau Penentuan Pendapat
Rakyat (pepera). Dewan
Musyawarah Pepera dengan suara bulat
memutuskan bahwa Irian
Barat tetap merupakan bagian dari
Republik Indonesia.
Bab 3
Kesimpulan & penutup
A.Kesimpulan
Ø Upaya
penyelesaian Irian Barat dimulai sejak tahun 1950. Pada awalnya
menempuh langkah
diplomasi bilateral dan internasional, namun selalu
mengalami kegagalan.
Ø Mengingat
upaya diplomasi selalu mengalami kegagalan, maka pemerintah
RI menempuh cara
konfrontasi baik konfrontasi ekonomi, politik, maupun
operasi militer.
Ø Konflik
antara Indonesia - Belanda mengenai masalah Irian Barat mencapai
titik temu dengan
ditandatanganinya Perjanjian New York tanggal 15 Agustus
1962.
Ø Akhir
dari konflik pembebasan Irian Barat adalah diselenggarakannya
Pepera tahun 1969 yang
menghasilkan keputusan bahwa rakyat Irian Barat
bergabung
dengan NKRI.
Ø Perjuangan
bangsa Indonesia untuk merebut kembali Irian Barat sangat berat.
Oleh karena itu sebagai
generasi muda, hendaknya menghargai jasa para
pahlawan dengan menjaga
keutuhan bangsa dan negara.
Ø Gerakan
Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ingin memisahkan diri dari
NKRI sangat tidak sesuai
dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
UUD 1945. Untuk
mengatasi masalah tersebut, pemerintah memberikan
otonomi khusus kepada
rakyat Irian Jaya. Di samping itu juga perlu
meningkatkan
nasionalisme dan perasaan bangga akan jati diri sebagai bagian
dari bangsa
Indonesia.
8
B.penutup
Puji syukur kami panjatkan kehadirat alloh swt. Karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan dan membuat Makalah IPS Terpadu ini.
Dengan dibuat nya Makalah ini mudah-mudahan saya dapat lebih aktif belajar,kratif,pintar,cerdas,dan
mengetahui banyak hal.
Mudah-mudahan Makalah ini bisa bermanfaat bagi
saya,maupun orang lain
Dan Makalah IPS Terpadu ini ditujukan untuk
memenuhi salahsatu tugas dari Bapak Guru mata pelajaran IPS Terpadu.
Terimakasih kepada Bapak Guru mata pelajaran IPS Terpadu, karena telah
memberikan tugas ini kepada saya. Karena dengan membuat Makalah ini saya
menjadi lebih tahu banyak hal yang bersangkutan dengan materi yang ada di dalam
Makalah ini.
Demikian Makalah ini saya buat, apabila ada kekurangan dalam penulisan
materi atau hal-hal yang lain dalam Makalah ini, mohon berikan kritik,saran dan
komentar anda karena pendapat dari anda sangatlah penting bagi saya.
Wasalam……
Daftar pustaka
Abdulsyani. 2002. Sosiologi - Skematika,
Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Agus Dwi Martono. 1998. Kartografi Dasar. Surakarta:
Fakultas Geografi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Album Pahlawan Bangsa. 2004. Jakarta: PT
Mutiara Sumber Widya.
Dake, C.A. Antoni. 2006. Sukarno File,
Kronologi Suatu Keruntuhan. Jakarta:
Aksara Karunia.
Mabes ABRI. 2000. Tri Komando Rakyat
Pembebasan Irian Barat. Jakarta: Pusat
Sejarah dan Tradisi ABRI.
Marwati Djoenet P. & Nugroho Noto Susanto.
1993. Sejarah Nasional Indonesia
VI. Jakarta: Balai Pustaka.
Microsoft Encarta Ensiclopedia Deluxe, 2004.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT Balai Pustaka.
Rahmat Gunawan. 2015. Perjuangan Bangsa
Indonesia dalam Membebaskan Irian
Barat.
Ciamis: rachmatgunawan3.blogspot.com
www.google.com
10
Like atau komentar ya, karena like dan komentar kalian sangat berguna bagi saya.
Bila makalah ini belum memuaskan, mohon di maafkan. Terima kasih...!
dengan adanya makalah ini dapat membantu saya mengetahui perlawann bangsa indonesia merebut irian barat.saya ucapkan terima kasih
ReplyDeletemakasih,karena makalah ini sangat membantu dalam pembelajaran saya....
ReplyDeleteSip sama-sama Andriel.. Minta kritik dan sarannya dong! :)
ReplyDeleteBagus deh @Ba'isuk siska. semangat belajarnya!!
ReplyDeletemakasih kak udah bantu tugas saya
ReplyDeleteIya sama-sama.. semoga bisa beranfaat
ReplyDelete